Sunday, February 21, 2010

Google Buzz




Will Google Buzz be the next online marketing tools for business? Will Marketers use it as well as they use facebook and twitter? Will it bring a good impact for our business?

What do you think, guys??

Sudahkah Anda membuka Gmail Anda dan, tak seperti biasanya, ada sesuatu bernama Buzz disana? Selamat, Anda berarti telah dapat memanfaatkan fasilitas Google Buzz, fasilitas dari Google untuk memulai kehidupan sosial Anda dari Gmail. Jika Anda memiliki account Twitter atau Facebook, Anda sudah pasti langsung familiar dengan Google Buzz ini. Anda pasti berpikir, “Wah, mirip ya dengan Facebook!”, atau “Hmm, Twitter banget!”

Bagaimanapun, Google Buzz bukanlah sesuatu yang baru. Microsoft sendiri telah memiliki konsep seperti ini (berbagai status) bertahun-tahun yang lalu melalui Microsoft Windows Live Profile sedangkan Yahoo! sendiri memiliki Yahoo! Profiles. Kedua produk ini (MS Windows Live dan Y! Profiles) mengijinkan Anda berbagi status dengan kolega Anda yang terdapat di dalam Contacts email Anda.

Lalu, bagaimanakah Google Buzz akan mem-”buzz” Facebook dan Twitter?

Google Buzz vs. Facebook

Sama-sama bermain di ranah sosial media, Google Buzz seakan mengancam keberadaan Facebook. Setiap orang yang terhubung dengan account kita dapat melihat perkembangan dan update status yang kita publish. Fungsi komentar yang ditawarkan oleh Google Buzz pun tak jauh beda dengan Facebook. Setiap orang yang terhubung (friend dalam Facebook sedangkan follower dalam Google Buzz) dapat memberikan komentarnya secara inline, yaitu langsung berada di bawah status yang bersangkutan!

Facebook banget? Bisa jadi. Mungkin ini adalah salah satu jawaban Google terhadap ancaman Facebook yang akan “menggoyang” Gmail dengan membuka layanan baru, Facebook Webmail.

Google Buzz vs. Twitter

Konsep following/follower yang diadopsi oleh Google Buzz seakan merupakan serangan tajam yang ditujukan pada Twitter. Bagaimana tidak? Sosial media yang sedang naik daun tersebut (Twitter) kini memiliki pesaing tangguh. Dikatakan pesaing tangguh karena Google Buzz langsung mendapatkan user yang begitu besar dikarenakan Google Buzz terintegrasi dengan Gmail sehingga otomatis pengguna Gmail dapat langsung mengaktifkan accountGoogle Buzz-nya tanpa registrasi atau sign up terlebih dahulu.

Awal keruntuhan Twitter? Tunggu dulu.

Pro dan Kontra

Apa yang menarik dari Google Buzz? Pertama, Google Buzz mengintegrasikan dirinya dengan Gmail sehingga bagi Anda yang sering bekerja dengan email, Google Buzz merupakan sesuatu yang sangat tepat. Kedua, Google Buzz dapat memposting lebih dari 140 karakter (batasan pada Twitter) dan juga dapat menyertakan gambar atau video. Ketiga, Google Buzz adalah.. salah satu produk dari.. ehm, Google.

Namun tak seluruh early-adopter atau technologist menyukai Google Buzz, setidaknya saat ini. Notifikasi yang masuk ke dalam inbox sangatlah mengganggu, apalagi jika berjumlah puluhan atau ratusan. Dan Anda harus stay-tuned tanpa pernah melakukan logout dari Gmail Anda jika Anda ingin terus ter-update dengan Google Buzz.

Fungsi auto-follower pun banyak dipertanyakan. Algoritma Google yang menyatakan bahwa auto-follower berlaku hanya kepada orang-orang yang sering berkomunikasi via email, padahal tidak setiap orang ingin terhubung secara personal dengan setiap orang yang sering berkomunikasi via email.

Jika Anda tak menyukainya…

Pada bagian bawah Gmail Anda terdapat link bertuliskan “turn off buzz“. Anda pasti tahu kegunaannya.

Jadi, apakah Anda menyukai Google Buzz? Mengapa?

Kalau sudah melihat versi mobile dari Buzz, maka akan terlihat jelas
arah tujuan dari Buzz ini. Google mencoba menggabungkan poin2 dari
Facebook+Twitter+ GoogleMap+ Search+Yelp+ FourSquare+ mungkin aplikasi
arugmented realitynya.

Tahap awal, status seperti dan upload foto/video seperti
Twitter dan
Facebook, kemudian melihat Buzz orang2 disekitar kita serta
diintegrasikan dengan Google Map. Kemudian sehingga nanti kita bisa
cari restoran di dekat kita sekaligus melihat reviewnya (via integrasi
search) dan mencari Buzz orang2 yang ada disitu, kemudian tinggal di
kasih fitur "check-in" seperti foursquare/koprol sekaligus mereview
seperti Yelp. Jadi deh makin seru. Apalagi Google yang juga sudah
mulai "pamer" aplikasi augmented reality di Android, sepertinya juga
akan jadi additional yang menarik untuk Buzz.

Jadi saya rasa, Buzz bisa jadi aplikasi sangat menarik dari Google di
platform mobile.

Wave is the future, Buzz is now

Saya setuju kalau google buzz lebih ingin berkompetisi dengan twitter cuma yang menjadi masalah adalah buzz integrated sama produk gmail yang lain khususnya gmail dan gak semua pengguna email di Indonesia menggunakan gmail, jadi jejaringnya kurang luas. bila di bandingkan dengan twitter yang tidak terikat dengan email, tentunya akan semakin luas dalam hal menambah account baru karena tidak adanya esklusifitas terhadap hal tertentu.


Web Strategist

Menurut sy tugas seorang Web Strategist adalah sbb:

1. Mendatangkan traffict yg banyak ke web.
2. Membuat visitor berlama2 di web dan membuka beberapa halaman.
3. SEO (Search Engine Optimization) .
4. Membuat visitor mendaftar di web.
5. Membuat visitor merekomendasikan web, dengan link dll.


Ada 6 digital communication yang dapat dilakukan untuk Web Strategist:

1. Search Marketing = Search engine Optimisation (SEO), Paid Search (PPC), Paid for Inclusion/ Feeds.
2. Online PR = Portal representation, Social Media, Media Alerting Service, Brand protection.
3. Online Partnership = Affiliate Marketing, Sponsorship, Co Branding, Link Buildin, Widget Marketing.
4. Interactive ads = site -specific media buy, ad networks, contra deals, sponsorship, behavioural targeting.
5. Opt in e-mail = ( House list emails, cold (rented list), Co Branded, Ads in 3r party e newsletters.
6. Viral Marketing, = Pass along email, Word of mouth, buzz marketing, generating media mentions.

Web bisa menjadi media promosi yg sangat powerful, sehingga bisa menjadi bagian dari pekerjaan marketing.

Kalau memang tugas Web Strategist tadi sesuai dengan yang dijelaskan diatas, sudah pasti tugasnya sangat erat hubungannya dengan e-marketing.

Calon yang menempati posisi itu harus benar-benar mengerti tentang e-marketing, mulai dari SEO, PPC, Online PR baik menggunakan facebook, twitter, maupun blog, harus bisa mengcreate afiliate marketing yang berhubungan dengan produk perusahaan, bagaimana memasang banner yang tepat, bagaimana melakukan opt in email untuk mempromosikan produk melalui newsletter, termasuk juga viral marketing. kesemuanya tentu bertujuan untuk meningkatkan Online Branding , yang pada akhirnya dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.